Opini "UN 2013"


Slamet Sugiarto, S.Pd.I

Menyikapi Polemik Kisruh Ujian Nasional (UN) 2013
UN adalah hajat besar Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jauh sebelum palaksanaan UN tentunya sudah dilakukan perencanaan-perencanaan dan persiapan dalam upaya maksimal. Jika terjadi keterlambatan pendistribusian sebagian naskah ujian kebeberapa daerah seperi yang kita saksikan pada UN tingkat SMA tahun ini, menurut hal tersebut memang ada peluang untuk terjadi. Rumus dalam produksi bisa saja muncul peluang seperti; berhasil seratus persen, gagal seratus persen, berhasil tidak seratus persen atau ada keterlambatan. Maka bisa dikatakan keterlambatan yang dimaksud berpeluang cukup besar. "Husnuzhonnya" mungkin pemerintah dalam hal ini Kemendikbud sudah memiliki antisifasi atau langkah-langkah penyelamatan jika peluang itu benar-benar terjadi seperti pada UN tahun ini.
Wacana yang berkembang di kursi DPR RI kalau saya ga salah dengar ada politisi yang mengusulkan agar UN tahun ini dibatalkan dan dianggap tidak sah, dan untuk Kelulusan diserahkan pada sekolah masing-masing. Saya setuju-setuju saja, sih! Namun apakah usaha keras siswa untuk mempersiapkan dan mengerjakan soal UN dilewatkan/dibiarkan begitu saja. Saya kira hal itu harus dipikirkan juga.
Jujur sebagai pendidik saya merasa lebih nyaman dan enjoy jika dalam menentukan kelulusan ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan. Karena memang dalam pelaksaan KBM setiap sekolah hanya dapat dilakukan sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing. Contoh hal kecil; sebuah sekolah SMA tidak memiliki ruang lab bahasa, kemudian dalam UN SMA ada listening. Apakah tidak menjadi kecemburuan sosial bagi siswa sekolah tersebut dengan siswa yang belajar di sekolah yang sudah maju, sarana dan prasarana serba ada bahkan canggih. Disisi lain pemerintah masih dalam upaya pemenuhan sarana/prasarana pendidikan sementara program UN sudah berjalan didepan.
Trims.

No comments:

Post a Comment